Bukan Nama Makanan, pecelmadiun Ternyata Nama Spesies Baru di Jawa Timur

Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies cecak jari lengkung atau genus Cyrtodactylus baru yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun atau disingkat menjadi C. pecelmadiun.

Penamaan spesies baru tersebut disebabkan lokasi penemuannya berada di sekitar Madiun, yakni Maospati dan Mojokerto. "Pemilihan kata 'pecelmadiun' terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur," ditulis oleh BRIN pada Rabu, 12 Maret 2025. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa yang dapat diakses melalui tautan mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3 pada edisi 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN mengungkapkan bahwa spesies ini ditemukan di lingkungan urban, seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa. 

Ciri C. pecelmadiun 

  • Warna dasar coklat kehitaman 
  • Jantan dewasa memiliki panjang tubuh hingga 67,2mm dan panjang tubuh betina dewasa hingga 59mm 
  • 18-20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, 26-28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28-34 baris sisik perut 
  • Jantan memiliki ceruk precloacal dengan 32-37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar

 
Berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt, cecak jarilengkung Jawa atau Cyrtodactylus marmoratus merupakan spesies pertama yang telah dideskripsi oleh Gray pada tahun 1831. Saat ini, cecak jarilengkung pertama tersimpan di Museum Naturalis, Belanda. 84 tahun kemudian atau saat 1915, de Rooij melaporkan Brongersma pada 1934. Keberadaan C. fumosus yang dideskripsi oleh Müller pada 1895 dan dikonfirmasi oleh Brongersma pada 1934. 

Secara keseluruhan, Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu grup darmandvillei yang banyak ditemukan di kawasan Sunda kecil dan marmoratus dengan kompleks spesies lebih luas. Kondisi ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi dari Cyrtodactylus di Jawa. 

Tahukah Kamu?
Para peneliti BRIN mengenalkan ragam kuliner Nusantara dalam dunia sains dengan cara memberikan nama pada spesies-spesies yang mereka temukan. Sebelumnya, ada C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan. Penamaan tersebut bertujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Foto : BRIN